Entah kenapa salah satu jurusan angkot di kota ini disebut
jodoh. Mungkin saja dahulu kala, ada pasangan yang pertemuan pertamanya
ditempat ini. Kemudian mereka menjalin kasih, menemukan kecocokan, menikah,
punya anak dan…. ah, terlalu manis pertemuan seperti ini.
Dan apakah tujuan dijadikan salah satu jurusan angkutan kota
agar orang-orang bergegas untuk pergi menjemput atau bertemu dengan jodohnya?
Mari kita mulai beranalogi. Jika angkot itu diumpamakan sebagai jodoh, pantaskah?
Mari kita lihat. Anggap supir angkot dan penumpang adalah sepasang.
Terserah, mau supir atau penumpangnya yang laki-laki.
Angkot. Ngetem
berlama-lama, menunggu berlama-lama, saat orang yang ditunggu mendekat, ia
malah memilih angkot lain. Kecewa? Bisa jadi ia, tapi toh di depan masih ada penumpang
yang lain.
Angkot, Ngetem
berlama-lama, menuggu berlama-lama, saat orang yang ditunggu mendekat, ia malah
memilih angkot lain. Sementara penumpang yang sudah duduk manis di dalam
angkotnya beralih ke angkot lain. Ini ibarat ada yang menunggu tapi tak sadar
ada orang yang lebih dekat yang mestinya lebih diperhatikan.
Angkot, Ngetem, kemudian
ada penumpang. Si supir menjanjikan langsung berangkat, tapi toh tetap saja
menuggu berlama-lama. Ini jenis angkot PHP mungkin.
Penumpang. Ceritanya sedang menunggu angkot. Banyak angkot
yang lewat, tapi bukan angkot yang mengantarkan hingga ke tujuan. Jadi biarkan
saja angkot-angkot itu berlalu.
Adalagi situasi yang bisa dianalogikan?
Saya tidak begitu paham. Saya cuma penumpang yang maunya
diantar sampai ke tujuan dengan selamat dan berbahagia tanpa harus dijanjiakan
yang manis-manis diawal dan harus menunggu terlalu lama.
Kalau angkot bisa berlalu, apakah jodoh juga bisa berlalu?
![]() |
Sudah ngubek2 google, tp cuma nemu ini yg pas buat dimasukkan di postingan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar