Assalamualaikum,
Makassar masih sering hujan? tempat tiggal saya sudah kering belum yah disana?
haha. Iya, tempat tinggal saya habis kebanjiran, Awal tahun 2013, Makassar di
sambut dengan hujan tiada henti. Kalau malam tahun baru orang-orang pada menembaki
langit dengan kembang apinya, sekarang gantian, giliran langit yang menurunkan
hujannnya tiada henti. Kalau kata ade sepupu saya Tuhan marah gara2 kebanyakan
ditembaki kembang api waktu tahun baru. Ah, ada2 saja kamu anak kecil.
Tapi bisa
jadi juga ia, kan segala sesuatu itu tidak boleh berlebihan, mungkin saja
kembang api diawal tahun itu berlebihan. Jadi hujan awal tahun ini juga yaahh
bisa dibilang berlebihan, saking lebihnya, tempat tinggal saya menjadi salah
satu tempat menampung airnya.
Biasanya kalau hujan seharian, air didepan rumah mulai menggenang, tapi saat hujan reda, airnyapun surut, tapi karena hujan kali ini melebihi porsi biasanya, tiga hari berturut-turut tiada henti, yah airnyapun tidak kunjung surut. Tanggal 3 januari malam, saya dikagetkan dengan air dibelakang rumah yang mulai penuh, didepan rumah juga airnya sudah tinggi. sekitar jam 11an malam, mama yang belum tidur berniat ke kamar mandi, saat menginjakkan kakinya kelantai, langsung disambut dengan genangan air.
Aaaaaaaa….
Saya pun
yang masih asik main laptop terkaget-kaget menyaksikan ada air dilantai kamar.
Kalau boleh, saya mau mengkategorikannya sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa),
soalnya ini pertama kalinya saya kena banjir. Biasanya saya cuma menyaksikan
lewat berita di tipi. Sebenarnya hari itu hari kamis, yang berarti malam jumat,
hampir tengah malam pula. sejujurnya saya cukup takut dengan mitos malam jumat,
namun apa boleh buat, ketakutan saya dengan mitos malam jumat ini dikalahkan
dengan kekhawatiran saya dengan kemungkinan bertambah banyaknya air didalam
rumah. Alhasil, biarpun tengah malam, kami berdua sibuk mengamankan barang2 yang
bisa diselamatkan, semuanya diletakkan diatas meja, jaga2 kalau airnya tambah
naik dan merendam barang2 yang diletakkan langsung dilantai.
Sekitar
pukul 01:00 dinihari, saya dan mama sudah selesai mengamankan barang2, kamar
mandi dan kamar mama sudah dipenuhi air hingga mata kaki, sebentar lagi akan
memasuki kamar saya. Namun rasa kantuk tidak tertahankan lagi, badan saya mulai
sempoyongan saking ngantuknya, aneh
juga, saya pernah tahan begadang sampai setengah 4 subuh cuma buat
nonton Lee Min Ho nan kece itu. Tapi ini, baru jam 1an saya sudah ngantuk
luar biasa. Akhirnya tidurlah saya disisa-sisa bagian rumah yang belum
digenangi air didalam kamar saya. Hampir subuh, ditengah rasa ngantuk yang
sungguh luar biasa, ditambah hujan yang tidak mau mengalah dengan kantuk saya,
air didalam rumah akhirnya mulai mendekati tempat saya tidur. Akhirnya saya
yang mengalah dengan hujan kali ini.
Saat Masjid
sedang bershalawat, saya menorobos banjir didepan rumah yang sudah mencapai
betis untuk kerumah tetangga saya yang Alhamdulillah tidak digenangi air. Saya
berteriak sekencang-kencangnya memanggil yang punya rumah, bersaing dengan
suara hujan yang gak kalah kencang. Sang
tuan rumah yang biak hati akhirnya keluar dan kaget dengan kondisi rumah kami
yang sudah “basah”. Kamipun akhirnya mengungsi, tidur sekitar 2 jam dirumahnya.
Paginya saya mengungsi ketempat yang lebih aman dirumah keluarga di Abdesir.
Tanggal 5
sore, mama dapat kabar dari tetangga kalau banjirnya sudah surut. kamipun
akhirnya bergegas menuju rumah buat bersih-bersih. Hari itu memang masih hujan,
tapi intensitasnya tidak seperti hari2 sebelumnya. Baru beberapa menit setelah
saya dan mama membersihkan sisa-sisa hujan didalam rumah, airnya sudah masuk
lagi.. :(
Esoknya
sekitar pukul 8 pagi, saya mendapat kabar dari tetangga yang kami tempati
rumahnya untuk mengungsi kalau air dirumah sudah sampai paha, rumah beliaupun
sudah digenangi air. Kami yang saat itu berada dirumah keluarga, langsung cusss
kelokasi. Ternyata benar, satu kompleks sudah kebanjiran semua. Kalau biasanya
saya nonton TV menyaksikan orang2 korban banjir menaiki rakit buatan untuk
menerobos banjir. Kali ini saya yang ditawari naik rakit itu,
hahaha..Sayangnya, kami sudah terlanjur basah, percuma juga kalau naik rakit.
Sesampainya
dirumah, Dengan kondisi air yang mengkhawatirkan, kami kembali mengamankan
barang2, buku2 saya hampir saja disentuh dingingnya air hujan, Alhamdulillah
belum kena. Pakaian yang ditaruh dirak lemari bagian bawah, tidak perlu ditanya
lagi, sudah kedinginan berendam di air. Kami meninggalkan rumah dengan
memastikan bahwa tidak ada yang bisa diamankan lagi, dan memasrahkan semua
barang2 yang sudah menjadi korban banjir kali ini dengan ditinggal begitu saja
“berenang” didalam rumah.
Malamnya
kami pulang ke Pinrang, kebetulan ada tante saya juga yang mau pulang, jadi
barengan kesananya. Ternyata tidak hanya Makassar yang disambut dengan hujan,
akibat jalan yang digenangi air, sekitar dua jam baru kami bisa melewati maros.
Macetnya luar biasa, para pengendara memperlambat laju kendaraannya karena ada
air yang menghalangi. Mungkin sekitar enam jam baru saya sampai di Pinrang, yang
biasanya bisa ditempuh dalam 3 atau 4 jam saja.
Belum
sehari sampai dikampung, saya disambut dengan aingin kencang. Rumah panggung
yang saya dan keluarga tempati berasa mau terbang saking kencangnya ini angin. Bener deh,
satu kampung takut semua, saya sudah berpikir yang tidak-tidak, ini mau kiamat
atau apaaa??? Mulut saya tidak berhenti berkomat-kamit mengingat Allah SWT.
Walaupun saya tahu, saat Tuhan berkehendak tidak ada lagi yang bisa
menghalangi.
Saya memang
suka dengan hujan, dan angin sepoi-sepoinya, tapi bukan hujan yang bisa saya
tampung airnya didalam rumah, bukan juga angin yang bisa memindahkan atap rumah
tetangga saya ke atap rumah tetangga saya yang lainnya.
Tahun ini
memang banyak daerah di sulsel yang disambut dengan hujan dan angin yang
berlebihan. Mudah-mudahan ini menjadi peringatan buat kita semua, dimanapun
kamu berada, kalau Tuhan berkehendak, tidak ada yang bisa ditangguhkan lagi.
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang
menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa beriman kepada
Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha
mengetahui atas segala sesuatu.” (At-Tagabun 64: 11)