Selasa, 01 Januari 2013

Dokter

Tahun lalu, alias beberapa hari yang lalu saya pergi nganterin mama ke RS.Ibnu Sina yang ada didepannya UMI ituloh. Layaknya rumah sakit lainnya, banyak dokter-dokter muda yang lalu lalang saat kami sedang menunggu gilaran masuk keruang pemeriksaan dokter THT. Cakep sih ia, tapi bukan itu yang saya mau ceritakan.

Dokter, pekerjaan ini mulia ya. Bagaimana tidak, orang yang sedang sakit rela mengantre dan membayar biaya konsultasi ke dokter agar bisa menerima bantuan dari dokter tsb agar penyakit mereka bisa disembuhkan. Ya, orang yang bisa membantu orang yang sedang sakit, seperti mereka para dokter super ini menurut saya punya pekerjaan yang mulia.

Entah karena mulianya pekerjaan yang satu ini atau karena status sosial yang akan dimiliki oleh seorang dokter atau hal lain seperti betapa banyaknya orang tua yang menginginkan anaknya jadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan banyak orang sakit.
Entah karena hal apa, mama saya yang melihat dokter2 muda yang lewat dihadapan kami bilang "kenapa itu Rin, kalau diliat dokter pake baju putihnya terlihat bersih?"
Saya jadi ingat kalimat2 yang sering saya dengar waktu SD yang bilang merah itu berani dan putih itu suci, putih itu bersih. Terus saya bilang ke Mama, "iya ya Ma, lain auranya".
Mama ngomong lagi, "cobanya mendaftar Kedokteran ko dulu waktu mau masuk Rin, mungkin bisa diterima".
Rina, "Mama deh, 2 tahun lebih mi anaknya kuliah di ekonomi, masih mau sde kalau sya masuk kedokteran"
Mama tertawa saja dengar saya ngomong gitu. Saya pun ikut tertawa. hehehe

Walaupun waktu SMA saya masuk dijurusan IPA, waktu mendaftar SNMPTN dulu saya ngambil program IPS bukan IPA atau IPC. Dengan mendaftar di program IPS itu artinya tidak memungkinkan saya buat memilih fakultas2 yang berbau lab. Gak tau kenapa waktu itu saya tidak punya minat untuk mendaftar pada jurusan IPA.

Seperti yang saya bilang tadi, banyak orang tua yang kepingin anaknya masuk disalah satu jurusan yang mereka anggap baik, namanya juga orang tua, maunya kan yang baik2 buat anaknya :). Cuma kadang tidak sesuai dengan kemauan anaknya, ya contohnya kayak saya gitu deh. Tapi untuk yang satu ini orang tua saya tidak memaksakan saya buat masuk FK kok. Cuma ya itu tadi, masih suka berandai-andai kalau saya jadi dokter. Ntar ya Ma, saya cariin mantu yang bisa menyembuhkan, *apasih mer, hahaha. oke lupakan yang itu.

Kalau kata amak-nya Alif di Negeri 5 Menara, "dimanapun kamu mau belajar, lakukanlah dengan kesungguhan, tempat belajar memang penting, tapi kesungguhan hati lebih penting lagi".

Yeah, Manjadda Wajada.
Bismillah!
semangat diawal tahun, semoga akan terus berkobar tidak hanya sampai akhir tahun, tapi juga tahun-tahun yang akan datang, Amin. :)

Assalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar