Senin, 14 Januari 2013

Sambutan awal tahun

Assalamualaikum, Makassar masih sering hujan? tempat tiggal saya sudah kering belum yah disana? haha. Iya, tempat tinggal saya habis kebanjiran, Awal tahun 2013, Makassar di sambut dengan hujan tiada henti. Kalau malam tahun baru orang-orang pada menembaki langit dengan kembang apinya, sekarang gantian, giliran langit yang menurunkan hujannnya tiada henti. Kalau kata ade sepupu saya Tuhan marah gara2 kebanyakan ditembaki kembang api waktu tahun baru. Ah, ada2 saja kamu anak kecil.

Tapi bisa jadi juga ia, kan segala sesuatu itu tidak boleh berlebihan, mungkin saja kembang api diawal tahun itu berlebihan. Jadi hujan awal tahun ini juga yaahh bisa dibilang berlebihan, saking lebihnya, tempat tinggal saya menjadi salah satu tempat menampung airnya.

Biasanya kalau hujan seharian, air didepan rumah mulai menggenang, tapi saat hujan reda, airnyapun surut, tapi karena hujan kali ini melebihi porsi biasanya, tiga hari berturut-turut tiada henti, yah airnyapun tidak kunjung surut. Tanggal 3 januari malam, saya dikagetkan dengan air dibelakang rumah yang mulai penuh, didepan rumah juga airnya sudah tinggi. sekitar jam 11an malam, mama yang belum tidur berniat ke kamar mandi, saat menginjakkan kakinya kelantai, langsung disambut dengan genangan air.

Aaaaaaaa….

Saya pun yang masih asik main laptop terkaget-kaget menyaksikan ada air dilantai kamar. Kalau boleh, saya mau mengkategorikannya sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa), soalnya ini pertama kalinya saya kena banjir. Biasanya saya cuma menyaksikan lewat berita di tipi. Sebenarnya hari itu hari kamis, yang berarti malam jumat, hampir tengah malam pula. sejujurnya saya cukup takut dengan mitos malam jumat, namun apa boleh buat, ketakutan saya dengan mitos malam jumat ini dikalahkan dengan kekhawatiran saya dengan kemungkinan bertambah banyaknya air didalam rumah. Alhasil, biarpun tengah malam, kami berdua sibuk mengamankan barang2 yang bisa diselamatkan, semuanya diletakkan diatas meja, jaga2 kalau airnya tambah naik dan merendam barang2 yang diletakkan langsung dilantai.

Sekitar pukul 01:00 dinihari, saya dan mama sudah selesai mengamankan barang2, kamar mandi dan kamar mama sudah dipenuhi air hingga mata kaki, sebentar lagi akan memasuki kamar saya. Namun rasa kantuk tidak tertahankan lagi, badan saya mulai sempoyongan saking ngantuknya, aneh  juga, saya pernah tahan begadang sampai setengah 4 subuh cuma buat nonton Lee Min Ho nan kece itu. Tapi ini, baru jam 1an saya sudah ngantuk luar biasa. Akhirnya tidurlah saya disisa-sisa bagian rumah yang belum digenangi air didalam kamar saya. Hampir subuh, ditengah rasa ngantuk yang sungguh luar biasa, ditambah hujan yang tidak mau mengalah dengan kantuk saya, air didalam rumah akhirnya mulai mendekati tempat saya tidur. Akhirnya saya yang mengalah dengan hujan kali ini.

Saat Masjid sedang bershalawat, saya menorobos banjir didepan rumah yang sudah mencapai betis untuk kerumah tetangga saya yang Alhamdulillah tidak digenangi air. Saya berteriak sekencang-kencangnya memanggil yang punya rumah, bersaing dengan suara hujan yang gak kalah kencang.  Sang tuan rumah yang biak hati akhirnya keluar dan kaget dengan kondisi rumah kami yang sudah “basah”. Kamipun akhirnya mengungsi, tidur sekitar 2 jam dirumahnya. Paginya saya mengungsi ketempat yang lebih aman dirumah keluarga di Abdesir.

Tanggal 5 sore, mama dapat kabar dari tetangga kalau banjirnya sudah surut. kamipun akhirnya bergegas menuju rumah buat bersih-bersih. Hari itu memang masih hujan, tapi intensitasnya tidak seperti hari2 sebelumnya. Baru beberapa menit setelah saya dan mama membersihkan sisa-sisa hujan didalam rumah, airnya sudah masuk lagi.. :(

Esoknya sekitar pukul 8 pagi, saya mendapat kabar dari tetangga yang kami tempati rumahnya untuk mengungsi kalau air dirumah sudah sampai paha, rumah beliaupun sudah digenangi air. Kami yang saat itu berada dirumah keluarga, langsung cusss kelokasi. Ternyata benar, satu kompleks sudah kebanjiran semua. Kalau biasanya saya nonton TV menyaksikan orang2 korban banjir menaiki rakit buatan untuk menerobos banjir. Kali ini saya yang ditawari naik rakit itu, hahaha..Sayangnya, kami sudah terlanjur basah, percuma juga kalau naik rakit.

Sesampainya dirumah, Dengan kondisi air yang mengkhawatirkan, kami kembali mengamankan barang2, buku2 saya hampir saja disentuh dingingnya air hujan, Alhamdulillah belum kena. Pakaian yang ditaruh dirak lemari bagian bawah, tidak perlu ditanya lagi, sudah kedinginan berendam di air. Kami meninggalkan rumah dengan memastikan bahwa tidak ada yang bisa diamankan lagi, dan memasrahkan semua barang2 yang sudah menjadi korban banjir kali ini dengan ditinggal begitu saja “berenang” didalam rumah.

Malamnya kami pulang ke Pinrang, kebetulan ada tante saya juga yang mau pulang, jadi barengan kesananya. Ternyata tidak hanya Makassar yang disambut dengan hujan, akibat jalan yang digenangi air, sekitar dua jam baru kami bisa melewati maros. Macetnya luar biasa, para pengendara memperlambat laju kendaraannya karena ada air yang menghalangi. Mungkin sekitar enam jam baru saya sampai di Pinrang, yang biasanya bisa ditempuh dalam 3 atau 4 jam saja.

Belum sehari sampai dikampung, saya disambut dengan aingin kencang. Rumah panggung yang saya dan keluarga tempati berasa mau terbang saking kencangnya ini angin. Bener deh, satu kampung takut semua, saya sudah berpikir yang tidak-tidak, ini mau kiamat atau apaaa??? Mulut saya tidak berhenti berkomat-kamit mengingat Allah SWT. Walaupun saya tahu, saat Tuhan berkehendak tidak ada lagi yang bisa menghalangi.

Saya memang suka dengan hujan, dan angin sepoi-sepoinya, tapi bukan hujan yang bisa saya tampung airnya didalam rumah, bukan juga angin yang bisa memindahkan atap rumah tetangga saya ke atap rumah tetangga saya yang lainnya.

Tahun ini memang banyak daerah di sulsel yang disambut dengan hujan dan angin yang berlebihan. Mudah-mudahan ini menjadi peringatan buat kita semua, dimanapun kamu berada, kalau Tuhan berkehendak, tidak ada yang bisa ditangguhkan lagi.

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui atas segala sesuatu.” (At-Tagabun 64: 11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar